Sampaikan walau hanya satu ayat Al-Qur'an

Talmud Kitab Hitam Yahudi Yang Menggemparkan

Download bukunya Format PDF

Lihat ebook lainnya pada situs ini

Buku ini menyibak sebuah buku rahasia yang sengaja disembunyikan orang Yahudi dari orang-orang non-Yahudi karena buku tersebut berisi semua ajaran yang paling rasis dan paling diskriminatif terhadap bangsa dan agama lain. Suatu keajaiban terjadi; Al-Qur'an dan Sunnah Nabi saw sudah membongkar tingkah polah mereka sebelum para intelektual dan sejarawan dunia menggoreskan pena-pena mereka. Dengan membaca buku ini, Anda akan mengerti tentang borok-borok orang Yahudi sepanjang sejarah.
Mengenal Yahudi

Yahudi adalah sebuah nama yang bisa dipakaikan untuk agama dan bisa pula untuk bangsa. Jadi, istilah "Agama Yahudi" dan "Bangsa Yahudi" sama-sama benar keduanya. Ini salah satu keunikan Yahudi, di samping keunikan lainnya darinya adalah bahwa orang-orang Yahudi menyebut Tuhan mereka dengan "Tuhan Israel" yang bernama Yahweh.

BANGSA YAHUDI ADALAH BANGSA ISRAEL, SEDANGKAN ISRAEL ADALAH GELAR DARI NABI YA'QUB AS, PUTRA DARI NABI ISHAQ AS, DAN CUCU DARI NABI IBRAHIM AS.

Sebenarnya sejarah Yahudi dapat kita lihat pada Perjanjian Lama. Pada awalnya, Israel hanyalah sebuah kelompok bersatu yang terdiri dari suku-suku, lalu ia menjadi sebuah kerajaan. Setelah terbebas dari perbudakan di Mesir, mereka menaklukkan negeri Kan'an. Sejarah Yahudi mencapai masa keemasannya pada masa Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as, sedangkan masa yang paling menyedihkan dalam sejarahnya adalah masa perbudakan selama di Mesir dan di Babilonia (586 SM), serta masa Penyerangan Romawi (70 M).

Yahudi-sebagaimana yang disebutkan oleh Encyclopedia Britannica-adalah salah satu agama paling tua yang tetap melaksanakan tradisi agama mereka. Istilah Yahudi sebagai agama tidak terdapat dalam bahasa Ibrani kuno (premodern Hebrew).

Selanjutnya Encyclopedia Britannica menyatakan bahwa meskipun semua ajaran Yahudi berasal dari Taurat Ibrani, namun adalah suatu kekeliruan untuk mengira bahwa agama Yahudi sebagai agama yang berdasarkan Kitab Perjanjian Lama (Old Testament). Yahudi kontemporer sebenarnya berasal dari ajaran dan gerakan para rabbi pada abad pertama masehi, yakni pada era Palestina dan Babilonia. Jadi, para rabbi itulah yang menyatakan bahwa di samping Nabi Musa menerima Taurat di bukit Tursina sebagai undang-undang tulisan, iajuga menerima Talmud di sana sebagai undang-undang lisan. Talmud disebut juga dengan Mishnah yang berarti "sesuatu yang hams dipelajari atau diingat." Talmud versi Babilonia dikembangkan pada abad ke-6, sedangkan Talmud yang paling otoritatif dalam kalangan Yahudi adalah Shulhan Arukh (Set Table) karya Joseph ben Ephraim Caro pada abad ke-16 M. Talmud inilah pangkal bala kesengsaraan Bangsa Yahudi dan banyak bangsa lainnya.

TALMUD TELAH BANYAK MENGALAMI PERUBAHAN SESUAI DENGAN PERJALANAN SEJARAH SETELAH PARA PENGUASA NON-YAHUDI YANG MENGETAHUI APA AJARAN TALMUD YANG SEBENARNYA.

======================================================================

Berhubung ebooknya sulit untuk dibaca silakan baca disini saja, saya ekstrak dan saya perbaiki sedikit.





Buku Kitab HITAM Yahudi yang menggemparkan
Prof. Dr. Muhammad asy-Syarqawi (Dosen Filsafat Islam & Perbandingan Agama Fakultas Darul 'Ulum, Univ Kairo)

SAMBUTAN PENERJEMAH
Buku ini menyibak sebuah buku rahasia yang sengaja disembunyikan orang Yahudi dari orang-orang non-Yahudi karena buku tersebut berisi semua ajaran yang paling rasis dan paling diskriminatif terhadap bangsa dan agama lain. Suatu keajaiban terjadi; Al-Qur'an dan Sunnah Nabi saw sudah membongkar tingkah polah mereka sebelum para intelektual dan sejarawan dunia menggoreskan pena-pena mereka. Dengan membaca buku ini, Anda akan mengerti tentang borok-borok orang Yahudi sepanjang sejarah.


Mengenal Yahudi
Yahudi adalah sebuah nama yang bisa dipakaikan untuk agama dan bisa pu!a untuk bangsa. Jadi, istilah "Agama Yahudi" dan "Bangsa Yahudi" sama-sama benar keduanya. Ini salah satu keunikan Yahudi, di samping keunikan lainnya darinya adalah bahwa orang-orang Yahudi menyebut Tuhan mereka dengan Tuhan Israel" yang bernama Yahweh.

BANGSA YAHUDI ADALAH BANGSA ISRAEL, SEDANGKAN ISRAEL ADALAH GELAR DARI NABI YA'QUB As, PUTRA DARI NABI ISHAQ As, DAN CUCU DARI NABI IBRAHIM As.

Sebenarnya sejarah Yahudi dapat kita lihat pada Perjanjian Lama. Pada awalnya, Israel hanyalah sebuah kelompok bersatu yang terdiri dari suku-suku, lalu ia menjadi sebuah kerajaan. Setelah terbebas dari perbudakan di Mesir, mereka menaklukkan negeri Kan'an. Sejarah Yahudi mencapai masa keemasannya pada masa Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as, sedangkan masa yang paling menyedihkan dalam sejarahnya adalah masa perbudakan selama di Mesir dan di Babilonia (586 SM), serta masa Penyerangan Romawi {70 M).

Yahudi sebagaimana yang disebutkan oleh Encyclopedia Britannica adalah salah satu agama paling tua yang tetap melaksanakan tradisi agama mereka. Istilah Yahudi sebagai agama tidak terdapat dalam bahasa Ibrani kuno (premodem Hebrew).

Selanjutnya Encyclopedia Britannica menyatakan bahwa meskipun semua ajaran Yahudi berasal dari Taurat Ibrani, namun adalah suatu kekeliruan untuk mengira bahwa agama Yahudi sebagai agama yang berdasarkan Kitab Perjanjian Lama {Old Testament). Yahudi kontemporer sebenarnya berasal dari ajaran dan gerakan para rabbi pada abad pertama masehi, yakni pada era Palestina dan Babilonia. Jadi, para rabbi itulah yang menyatakan bahwa di samping Nabi Musa menerima Taurat di bukit Tursina sebagai undang-undang tulisan, ia juga menerima Talmud di sana sebagai undang-undang lisan. Talmud disebut juga dengan Mishnah yang berarti "sesuatu yang harus dipelajari atau diingat " Talmud versi Babilonia dikembangkan pada abad ke-6, sedangkan Talmud yang paling otoritatif dalam kalangan Yahudi adalah Shulhan Arukh (Set Table) karya Joseph ben Ephraim Caro pada abad ke-16 M. Talmud inilah pangkal bala kesengsaraan Bangsa Yahudi dan banyak bangsa lainnya.

TALMUD TELAH BANYAK MENGALAMI PERUBAHAN SESUAI DENGAN PERJALANAN SEJARAH SETELAH PARA PENGUASA NON-YAHUDI YANG MENGETAHUI APA AJARAN TALMUD YANG SEBENARNYA

Ibadah Orang-orang Yahudi
Secara tradisional, orang Yahudi melakukan sembahyang tiga kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari (shaharith), sore hari (minhah), dan malam hari (ma'arib). Waktu-waktu shalat ini dianggap sesuai dengan waktu-waktu dipersembahkannya kurban-kurban di Candi Palestina. Namun, mereka menjelaskan secara metafor bahwa waktu-waktu tersebut melambangkan susunan kehancuran bangunan candi. Sepuluh orang dapat membentuk sebuah sembahyang secara herjamaah (minyan) Dalam shalat tersebut mereka mengucapkan beberapa doa yang dikenal dengan tefillah atau amitlah yang berarti shalat berdiri. Pada hari Sabbaths (hari Sabtu) yang merupakan hari besar atau hari raya, doa-doa tersebut digantikan dengan shalat hari besar.

MEMBACA TAURAT DAN TALMUD DIANGGAP IBADAH. TAURAT, MISHNAH, DAN TALMUD, MEREKA BACA SETIAP PAGI. HARI SABBATH (SABTU) TIDAK BOLEH BEKERJA, MELAINKAN UNTUK IBADAH. BELAJAR, ISTIRAHAT, DAN MAKAN BERSAMA KELUARGA.

Hari-hari Yahudi
Yahudi memiliki lima hari raya dalam setahun; tiga hari diantaranya adalah hari raya utama (mayor), dan dua hari sisanya adalah hari raya tambahan (minor). Kelima hari raya itu adalah :
(i) Pesach (Passover), yaitu hari raya musim semi yang menunjukkan permulaan memanen gandum, dan juga merupakan perayaan keluarnya (eksodus) mereka dari Mesir.
(iij Shabuoth (Weeks atau Pentecost) menunjukkan hari turunnya Taurat di Sinai. Pada hari ini the Ten Commandments dibacakan di Sinagog.
(iiij Sukkot {Tabernacles) adalah perayaan panen musim gugur. Juga menunjukkan hari ke berangkatan untuk berdiamnya mereka di "Negeri yang Dijanjikan." Masa sepuluh hari penyesalan sebelum hari raya Sukkot ini diperingati sebagai hari Rosh Haskanah (tahun haru), dan termasuk hari Yom Kippur, the Day of Atonement (hari penebusan dosa). [Sesuai dengan tradisi Yahudi, hari penebusan dosa adalah hari raya yang paling suci. Pada hari ini mereka melaksanakan shalat, puasa, dan bertobat.]
<iv) Hanukkah. Hari raya Hanukkah (Dedication) adalah perayaan untuk memperingati kemenangan Mokaben terhadap raja Syria, Antiochus IV, pada 165 SM, yang menyebabkan terlepasnya Israel dari Syria.
(v) Purim. Purim (Lots) adalah perayaan untuk memperingati kisah masa di Persia, yaitu tentang Esther dan Mordecai.


Hubungan Yahudi dengan Islam
Sebenarnya Yahudi sebagai agama punya hubungan kuat dengan Islam karena alasan-alasan berikut:
Mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim as, sedangkan Nabi Muhammad saw juga keturunan Nahi Ibrahim as tersebut (Bangsa Semit).

Dalam Islam, orang-orang Yahudi dianggap sebagai salah satu Ahli Kitab yang memiliki kedudukan khusus.

Dibanding agama Kristen, agama Yahudi lebih dekat kepada Ajaran Nabi Ibrahim dan Islam, baik dalam hal akidah maupun dalam syariat. Buktinya, mereka tidak percaya pada ajaran Trinitas (musyrik), mereka mengkhitan (menyunat) anak-anak mereka, mensyaratkan penyembelihan terhadap hewan-hewan sebelum dimakan, mengharamkan babi, dan mengharamkan patung-patung malaikat dan para nabi.

Ironisnya, dalam lintasan sejarah kita akan menemukan bahwa kenyataannya jutaan orang Kristen masuk Islam sedangkan Yahudi tidak. Apa latar belakang fenomena demikian? Inilah yang perlu kita kaji secara singkat dalam pendahuluan ini. Adapun tentang sejauh mana permusuhan antara Yahudi dengan Kristen, dapat kita simak secara lebih mendalam ketika telah masuk ke dalam isi buku. Allah SWT Berfirman, "Permusuhan sesama mereka sangatlah hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedangkan hati mereka berpecah-belah. (QS. al-Hasyr [59]: 14)

Disini kita perlu mengingat kembali apa yang telah dilakukan sepanjang sejarah oleh kaum Yahudi terhadap kaum Muslim, khususnya pada masa Nabi Muhammad saw. Di mana, hubungan atau pergesekan antara Islam dengan Yahudi bermula sejak kemunculan agama Islam itu sendiri di semenanjung Arabia melalui Nabi Muhammad saw, karena orang-orang Yahudi banyak juga yang berdomisili di tanah Arab tersebut.

Sejak zaman Nebukhadnezzar (630-561 SM), bangsa Yahudi telah ada di Madinah. Mereka hidup terpencar dalam kelompok-kelompok kecil di berbagai daerah seperti Taima, Khaibar, dan Yatsrib. Berkat kemampuan berdagang yang tinggi, kebanyakan mereka menjadi orang kaya yang hidup di gedung berpagar tinggi karena khawatir dirampok tetangganya. Bani Qainuqa', misalnya, adalah salah satu kelompok Yahudi di Madinah yang tinggal di barat daya kota tersebut yang dahulunya (sebelum Nabi datang ke sana) bernama kota Yatsrib, yang sebagian besar anggotanya berprofesi sebagai penjual emas dan barang perhiasan lainnya. Mereka juga memiliki pasar sendiri yang disebut "Siyagha" Bani Quraizhah tinggal di bagian selatan Yatsrib. Mayoritas warganya bekerja sebagai petani dan pedagang. Orang-orang tuanya selalu mendongengkan kisah pelarian mereka ke Yatsrib kepada anak cucu mereka.

Selam di tiga tempat tersebut, Bangsa Yahudi juga banyak yang berdomisili di daerah Mudzainib dan Mahzur. Mudzainib adalah salah satu lembah yang subur di Madinah. Di lembah ini, mereka bekerja sebagai petani tadah hujan. Mereka juga menjadi orang yang pertama kali menggali sumur di daerah dataran tinggi.

Kemajuan yang pesat, membuat beberapa kabilah Arab tertarik untuk hidup berdampingan dengan mereka di daerah tersebut. Waktu itulah, mereka menguasai jazirah Arab dengan berbekalkan kelebihan, kekuatan, dan pertahanan dari mereka. Lalu mereka memecah-beiah penduduk pribumi kota Yatsrib (yakni bangsa Arab) dengan berbagai kelicikan dan kejahatan, yang akhirnya menimbulkan peperangan.

Bumi kota Madinah yang subur, ternyata menyimpan segudang rahasia Bangsa Yahudi yang selalu cemas akan datangnya ancaman-ancaman, membangun 59 buah bungker penyimpanan senjata, makanan, dan perbekalan lainnya. Jika musuh menyerang, mereka akan masuk ke dalam bungker-bungker ini untuk mempertahankan diri bila terdesak. Bangsa Arab pun tidak mau ketinggalan. Mereka juga membangun 13 buah bungker sejenis dengan tujuan sama.

Pada masa Islam telah masuk ke Madinah, Bani Quraizhah, Bani Qainuqa dan Bani Nadhir adalah di antara kabilah Yahudi yang diperhitungkan oleh Rasulullah saw. Sebelumnya, Bani Quraizhah menjadi sekutu suku Aus dalam melawan Suku Khazraj yang mendapat dukungan dari Bani Nadhir. Dengan cahaya Islam, Rasulullah mampu menyatukan suku Aus dan Khazraj ini sehingga mereka merasa sudah seperti saudara kandung.

Dahulunya di Madinah, Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang sangat, diperhitungkan karena memiliki kekuatan yang cukup besar. Dibandingkan Aus dan Khazraj, Yahudi jauh lebih unggul dalam segala hal, baik harta, pengalaman, maupun keterampilan. Suku Aus dan Khazraj sudah sejak lama menggantungkan usaha mereka dari pinjaman secara riba dari bangsa Yahudi.

Pada tahun kelima Hijriah, terjadilah Perang Ahzab yang mencoreng muka bangsa Yahudi karena mereka telah menikam umat Islam dari belakang. Mereka sadar telah berkhianat dan melanggar sumpah setia mereka. Rasulullah saw mempersilahkan mereka untuk memilih seorang hakim yang akan menetapkan hukuman yang pantas untuk mereka. Maka mereka memilih Sa'ad bin Mu'adz untuk itu, yang kemudian Sa'ad mengambil kitab Taurat. Setelah itu ia menetapkan hukuman sesuai dengan hukum Taurat, di mana siapa saja yang mengkhianati perjanjian di saat seterunya lemah, harus dihukum mati. Maka dibunuhlah semua laki-laki di antara mereka, sedangkan wanita dan anak-anak mereka dijadikan tawanan. Harta kekayaan mereka diserahkan semuanya kepada kaum Muslim. Ada sebanyak lebih kurang 300 orang laki-laki yang dihukum mati.

Sekilas, hukuman ini terlihat terlalu kejam, tetapi bangsa Yahudi telah terbiasa menghadapi hukum Taurat seperti ini. Bani Quraizhah tidak dapat menolak atau menghindar, karena mereka sendiri yang menentukan siapa hakim yang akan memberikan hukuman. Di-samping itu, hukuman yang diberikan tersebut memang sesuai dengan ajaran Taurat Orang yang mengatakan hukuman ini kejam, berarti telah menghina ajaran bangsa Yahudi. Inilah puncak penyelesaian hubungan buruk antara kaum Muslim dengan Yahudi yang selalu berbuat makar terhadap Rasulullah saw dan umat beliau.Dalam hubungan sosial masyarakat, Rasulullah saw tidak berbuat diskriminatif terhadap orang-orang Yahudi. Beliau saw pernah memberikan jatah harta negara kepada beberapa orang di antara mereka sebagai imbalan dari bantuan yang mereka berikan dalam suatu peperangan. Bahkan, setelah permusuhan dengan kaum Yahudi berakhir, beliau saw menghilangkan semua rasa benci dan dendam antara sesama warga negara, dan ha) ini beliau lakukan secara konsisten. Misalnya saja, beliau mengawini seorang putri Raja Yahudi yang bernama Shafiyyah binti Huyai yang berasal dari Keluarga Akhthab, yang kemudian Shafiyyah tersebut menjadi seorang Muslimah yang taat.

Para sahabat Nabi saw juga menunjukkan sikap yang baik terhadap bangsa Yahudi. Sebagai contoh, Ibnu Umar sewaktu bertetangga dengan seorang Yahudi, ia selalu berkata setiap kali menyembelih domba, "Berilah orang Yahudi itu karena ia adalah tetangga kita." (HR Abu Daud dan at-Tirmidzi)

Pada awal kedatangan Nabi saw ke kota Madinah, beliau menulis suatu dokumen kesepakatan antara Beliau dengan kaum Yahudi yang berada di kota itu; Kesepakatan ini dikenal dengan nama "Piagam Madinah." Di dalamnya terdapat berbagai aturan hidup bernegara (pluralisme) yang harus ditaati oleh kedua belah pihak. Piagam yang penting ini pada dasar dan sifat aslinya dianggap sebagai muwada'ah (rekonsiliasi atau salah satu bentuk kesepakatan hidup berdampingan) bagi kaum Yahudi.

Nabi saw sebagai pimpinan tertinggi umat Islam hidup di kota Madinah bersama kaum Yahudi. Beliau saw menghendaki lebih terjaminnya keamanan dan ketenangan hidup hagi masyarakat Islam, sehingga beliau dalam kapasitasnya sebagai pemimpin masyarakat dan pemerintahan Islam mengadakan lagi perjanjian baru dengan kaum Yahudi tersebut. Dalam lembaran perjanjian itu tertera bahwa orang-orang Yahudi memiliki kebebasan dalam beragama, dan mereka harus saling tolong-menolong, saling menasehati, atau bermusyawarah dengan umat Islam dalam mempertahankan kota Madinah dari serangan luar. Inilah perjanjian persahabatan yang paling terkenal dalam sejarah Islam. Baris pertama dari perjanjian itu berbunyi, "Kesepakatan antara Kaum Yahudi dan Kaum Muslim."

Pada hakikatnya, isi perjanjian ini sangat menguntungkan bagi mereka (kaum Yahudi Madinah) karena dengannya mereka mendapat tempat dan diakui di Madinah oleh pimpinan kaum Muslim (Rasulullah saw). Akan tetapi, isi perjanjian yang tidak memberikan beban apa-apa bagi orang Yahudi ini—sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Hisyam dalam huku sejarahnya as-Sirah mereka langgar; sepertinya mereka belum menginginkan perdamaian dan belum mau hidup bersama dengan kaum Muslim. Di antara wujud pelanggaran yang mereka lakukan adalah membantu musuh yang memerangi kaum Muslim, mengusik keamanan mereka, atau melakukan percobaan pembunuhan terhadap diri Nabi saw. Untunglah pada waktu itu, kekuatan kaum Muslim sudah memadai untuk mengusir mereka dari kota Madinah sebagai pembalasan yang setimpal atas pengkhianatan yang mereka lakukan.

Sejarah juga banyak mencatat tentang i'tikad tidak baik dari kaum Yahudi ini terhadap kaum Muslim. Salah satu contohnya adalah bahwa mereka memberikan cemoohan kepada setiap wanita Muslim ah yang menutup auratnya. Dalam buku Sirahan-Nabawiyyah karya Ibnu Hisyam disebutkan sebuah riwayat yang diterima dari Muhammad bin Ishaq yang menyatakan bahwa Abdullah ibn Ja'far bin al-Mansur bin Mukhrimah telah mendengar Abi 'Aun berkata, "Suatu peristiwa terjadi di perkampungan Bani Qainuqa', di mana seorang wanita dari suku Arab mendatangi pasar kabilah tersebut untuk berjualan, dan meletakkan dagangannya di dekat sebuah toko emas. Si pemilik toko tersebut meminta wanita itu untuk menampakkan wajahnya, tapi ditolaknya. Lalu tanpa disadarinya, si pemilik toko itu menarik ujung pakaian wanita tersebut sampai bagian belakangnya. Sehingga, ketika wanita itu berdiri, kelihatanlah sehagian auratnya, dan laki-laki itu pun tertawa. Sadar bahwa dirinya telah diperlakukan kasar oleh laki-laki itu, wanita tersebut menjerit sehingga datanglah sekelompok Muslim ke rempat itu guna menolong wanita tersebut. Ternyata, laki-laki yang menggangfrunya itu adalah seorang Yahudi, sehingga lantaran terdorong oleh kebencian terhadapnya, salah seorang dari kaum Muslim tadi menyerang dan membunuhnya. Kaum Yahudi yang lain tidak menerima perlakuan ini, sehingga si Muslim yang telah membunuh sahabatnya itu mereka bunuh juga. Masalah ini menjadi berlarut-larut setelah keluarga si Muslim yang terbunuh memanggil kaum Muslim lainnya untuk menyerang orang-orang Yahudi tersebut sehingga terjadilah perseteruan besar antara kaum Muslim dengan Bani Qainuqa'.(Lihat kitab al-Bidayah wa an-Nihayah karya lbnu Katsir juz 4, dan lihat
pula tulisan Syaikb Abu Bakar al-Jaza'iri halaman 246. Al-Albani berpendapat bahwa hadits dialas sanadnya mursal mu'allaq)

Nabi Muhammad saw sendiri tak luput dari kejahatan mereka. Mereka pernah menyihir beliau melalui seorang penyihir mereka. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada suatu hari orang-orang Yahudi Madinah membuat suatu kesepakatan dengan Labid ibn al-A'sham—seorang ahli sihir mereka Yahudi yang paling terkenal agar ia menyihir (mengguna-guna) Nabi saw dengan imbalan tiga dinar emas. Maka Lahid pun membuat suatu sihir dengan memakai heberapa helai rambut Nabi saw yang katanya ia dapatkan melalui seorang gadis kecil yang datang ke rumah Nabi saw. Rambut beliau dan beberapa ramuan sihir lainnya ia letakkan di sebuah sumur yang bernama sumur Dzarwan. Nabi sempat demam berat terkena sihir tersebut, tapi Allah SWT memberikan pertolongan kepada beliau melalui dua orang malaikat-Nya.

Diriwayatkan pula bahwa beberapa orang Yahudi mengucapkan kepada Nabi Muhammad saw kata-kata "Assamu 'alaikum" yang maksudnya adalah "Semoga kematian menyertaimu." Maka Nabi saw menjawabnya dengan mengucapkan "wa 'alaikum" (dan juga untuk kamu),

Qatadah dan beberapa ulama lainnya berkata, "Kata-kata orang Yahudi itu selalu berisi olok-olok, maka Allah SWT menyerukan kepada umat Islam untuk tidak mengucapkan kata-kata yang biasa diucapkan mereka." Ia (Qatadah) juga mengatakan, "Orang Yahudi pernah berkata kepada Nabi Muhammad saw seperti ini: Ra'ina Sam'ak. Kata-kata ini, dan kata-kata lain yang seumpama dengannya, termasuk ke dalam kategori kata-kata carut di kalangan orang Yahudi.

Demikianlah di antara perlakuan Yahudi terhadap kaum Muslim. Satu hal yang perlu dicatat dari segi ekonomi, ketika Rasulullah saw telah sampai ke Madinah, pekerjaan pertama yang beliau lakukan setelah membangun mesjid sebagai sarana untuk beribadah, pendidikan, dan mengendalikan pemerintahan adalah membangun sebuah pasar untuk kaum Muslim dengan tujuan melepaskan mereka dari monopoli kaum Yahudi dan penguasaan mereka terhadap ekonomi kota Madinah. Beliau saw juga melengkapinya dengan seperangkat aturan baru dalam perdagangan, seperti harus adil dan jujur dalam berdagang, dan meninggalkan seluruh kejahatan dan kezaliman dalam berdagang, yang biasa dipraktekkan oleh orang-orang Yahudi, seperti menipu, memonopoli, mengurangi timbangan, menjalankan praktek riba, dan berbagai keburukan lainnya yang sekarang ini dipakai oleh sistem ekonomi kapitalis modern. (Abdussami' al-Mishri,  al-Masrif  al-lslami 'Ilmiyyan  wa  'Amaliyyan,  (Kairo:Maktabah  Wahbah,l988) , h.7)

Setelah kesepakatan Hudaibiyah yang memiliki peranan siginifikan terhadap keberadaan Islam dan pengakuan implisit kafir Quraisy terhadap negara Islam yang baru berdiri, barulah pemerintahan Nabi betul-betul exis di mata dunia. Perjanjian Hudaibiyah merupakan kemenangan pertama bagi negara Islam sebagai sebuah negara yang diakui secara internasional. Sedangkan "Perjanjian Khaibar" yang datang setelah itu merupakan penekanan terhadap pengakuan kedaulatan Islam tersebut, yaitu kesepatakan yang memutuskan untuk menghapus kekuasaan politik kaum Yahudi di Semenanjung Arabia.

Pasca zaman Nabi saw, Kaum Yahudi juga hidup aman makmur di bawah kekuasaan Islam selama berabad-abad, bahkan pada beberapa negeri Islam, mereka mencapai kedudukan dan pengaruh yang besar. Dalam buku ini pun Anda akan mengetahui betapa penguasa Islam di Syam dan Mesir tidak berkutik di bawah tekanan warga Yahudi! Sehingga seorang penyair Mesir, al-Hasan ibn Khaqan bernyanyi:
"Yahudi zaman ini telah mencapai puncak cita-cita mereka dan telah memiliki kemuliaan dan kekayaan
Ada yang menjadi penasehat
dan ada pula yang menjadi raja Wahai penduduk Mesir, saya memberi petuah pada kalian jadilah kalian orang Yahudi, karena cakrawala telah menjadi Yahudi"
(Al-Hadharah  al-Islamwh  fi  al-Qarn ar-Rabi 'al-Hijri (Kebudayaan Islam Abad ke-4), Adam Mits, terj. Abu Redah.)

Dalam sejarah Islam pun Yahudi selalu mendapat tempat yang baik selama mereka tidak melakukan makar dan kerusakan. Ibnu Hazms pada akhir keemasan Islam di Andalusia berkata, "... dan sebab utama semua kemunduran negeri ini adalah bahwa setiap walikota dan kepala benteng di semenanjung Andalus kita ini, mulai dari pejabat rendahan sampai atasan, semuanya memerangi Allah dan RasuJ-Nya,.., harta kaum Muslim telah berada di tangan orang-orang yang mereka anggap membahayakan, mereka membolehkan para tentara merampas harta rakyat yang dikuasai, menerapkan pajak dan jizyah terhadap kaum Muslim, mereka mengangkat kaum Yahudi untuk memungut jizyah dari warga Muslim, mereka beralasan melakukan hal-hal dharurah (mendesak) yang sebenarnya diharamkan Allah."

Ibnu Hazm sudah memprediksi kejatuhan kaum Muslim dari bumi Andalus. Fenomena ini membuatnya menulis kata-kata berikut: Berat dugaanku bahwa Allah akan menumbangkan kaum Muslim yang mendekati kaum Yahudi dan menjadikan mereka sebagai pejabat khusus dan tinggi, sebagaimana hal itu juga terjadi terhadap kaum Yahudi yang hidup dalam keadaan terusir. Apakah mereka tidak mendengar firman Allah SWT yang berbunyi, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu angkat orang-orang yang di luar golongan kamu [yakni orang-orang non-MuslimJ menjadi orang-orang kepercayaan karena mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu, dan mereka menginginkan hal-hal yang menyusahkan kamu. Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka, sedang apa-apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih hebat lagi. Sungguh Kami telah menerangkan kepadamu ayat-ayat Kami, jika kamu mau memahaminya. Beginikah sikapmu? Kamu mencintai mereka sedangkan mereka tidak menyukai kamu." (QS. Ali 'Imran [3]:118-119) Bahkan Ibnu Hazm sudah memprediksikan akibat yang lebih buruk lagi.

Sebenarnya sebagian musuh Islam sudah melakukan penghinaan terhadap Al-Qur'an seperti yang telah dilakukan oleh seorang Yahudi yang bernama Ismail ibnu an-Naghrilah. Di mana, ia menulis sebuah buku yang isinya penuh dengan kritikan terhadap sebagian ayat-ayat Al-Qur'an, padahal ia adalah seorang menteri bagi seorang Amir Muslim Granada yang bernama Badis bin Habus. Bahkan ia mengancam akan menulis semua ayat Al-Qur'an dalam bentuk puisi dan bait-bait prosa untuk dinyanjikan. Sayangnya sang Amir, pemimpin kaum Muslim, tidak memperdulikan ulah bejat menterinya itu. Maka Ibnu Hazm pun menulis pula sebuah buku yang khusus menghantam segala kekeliruan dan kesesatan dari si Yahudi itu, dan memberi judul bukunya tersebut dengan ar-Radd 'ala Ibni an-Naghralah al-Yahudiy (.Bantahan terhadap Ibnu an-Naghralah si Yahudi).

Ibnu Hazm merasa tersiksa karena melihat para ulama sezamannya lalai menjawab tantangan Ibnu Naghrilah. Ia berkata,
Wahai rakyat Andalus, janganlah kalian terpedaya oleh para mereka (maksudnya adalah para fuqaha 'yang fasik). Mereka pada hakikatnya hanyalah bagaikan srigala berbulu domba karena menghiasi kejahatan para kriminalis, dan membantu kefasikan kaum hipokrit."

Kebodohan dan pengalaman pahit bersama Yahudi juga terjadi pada masa Ismail Pasya di Mesir abad ke-19. Ismail Pasya menjual saham Mesir dalam Terusan Suez kepada Inggris, sebuah kesempatan emas yang selalu diincar oleh Disraeli (1804-1881), Perdana Menteri Inggris waktu itu berdarah Yahudi. Lalu, perdana menteri itu mengelola uang tersebut melalui sebuah bank milik Yahudi, yakni Bank RothschiJd, Kemudian ia menggadaikan harta pribadinya, yakni tanah seluas 950.000 ha, yang setara dengan seperlima tanah pertanian produktif di Mesir saat itu. Kemudian, ia membuat hutang baru dengan jaminan sebagian tanah tersebut, dan lagi-lagi bank pemberi kredit adalah Bank Rothsrhild. Setelah itu, ia memutuskan untuk menarik pajak dari tanah gurun yang baru digarap. Akibatnya, pada tanggal 26 Juni 1879, seorang Konsul Amerika menulis dalam buku hariannya, "Kejahatan dan kesalahan utama dan paling terbesar yang telah diperbuat oleh Ismail Pasya adalah memposisikan diri di bawah pengaruh Yahudi London dan Paris, karena kebanyakan mereka terdiri dari para invenstor Yahudi. Mereka mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengarahkan pemerintahan Inggris dan Perancis ke mana mereka suka, khususnya yang berkaitan dengan soal hutang-piutang negara

Sebenarnya kaum Muslim dan ajaran Islam itu sendiri sudah berbuat sangat baik pada kaum Yahudi, namun buruknya sikap Yahudi terhadap Islam membuat reaksi dan hukuman yang dijatuhkan pada mereka juga buruk. Dan sebenarnya lagi, kedatangan Nabi Muhammad saw sebagai rasul sangat dinanti-nantikan oleh mereka, namun karena nabi yang terakhir ini berasal dari keturunan Nabi Ismail, bukan dari keturunan Nabi Ishaq, mereka berpaling dari beliau, bahkan menentangnya. Itulah sebabnya ketika Islam sudah masuk ke kota Madinah, mereka lebih memilih bersekongkol dengan agama-agama paganis (musyrik) ketimbang dengan agama tauhid yang beliau bawa.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Shaiwan bin Assal berkata: Seorang Yahudi mengajak temannya untuk menemui nabi, Nabi Muhammad saw. Setelah sepakat, datanglah keduanya ke tempat Rasulullah saw, lalu menanyakan kepada beliau tentang sembilan ayat (tanda) dari kerasulannya. Maka beliau saw pun berkata, "Janganlah menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, janganlah mencuri, janganlah berzina, janganlah membunuh seseorang kecuali dengan alasan yang benar, janganlah pergi kepada penguasa untuk membunuhnya, jangan melakukan sihir, janganlah lari dari medan pertempuran ketika perang berlangsung, dan khusus untuk kalian orang-orang Yahudi, janganlah melanggar kehormatan hari Sabtu." Shafwan meneruskan: Lalu mereka berdua mencium tangan dan kaki Rasulullah seraya berkata, "Kami bersaksi bahwa engkau adalah seorang nabi," tapi mereka tidak mau masuk Islam. Maka berkatalah Rasulullah saw kepada mereka. "Lalu kenapa kalian tidak mengikutiku?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya Nabi Daud telah berdoa agar keturunannya kelak menjadi nabi. Kami takut jika kami mengikutimu, teman-teman kami sesama Yahudi akan membunuh kami." (HR. at-Tirmidzi, an-Nasa-i, Ibnu Majah, dan Hakim)

Sepanjang sejarah Islam, kaum Yahudi memang tak henti-hentinya melakukan makar, kegaduhan, dan huru-hara terhadap Islam dan umatnya, sehingga pada abad ke-13 muncul sebuah pameo di kalangan para ulama bawa: Bila terjadi suatu peristiwa besar (huru-hara), periksalah orang-orang Yahudi, niscaya Anda akan menemukan jawabannya."

Salah satu hal yang harus membuat semua kita kagum adalah betapa Al-Qur'an secara tepat dan akurat berbicara dan membongkar semua tingkah polah para rabbi Yahudi, mendahului analisa dan penelitian para intelektual kawakan dunia. Inilah salah satu mukjizat dari Al-Qur'an; Di dalamnya terpampang bukti-bukti yang sangat jelas menjelaskan bahwa para rabbi Yahudi telah mengubah dan menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sangat murah. Bahkan, mereka membuat sebuah kitab sendiri yang sangat jauh dari akal sehat sebagai tandingan bagi kitab Taurat. Itulah dia kitab Talmud, sebuah buku "hitam" Israel yang paling berbahaya bagi manusia dan kemanusiaan secara keseluruhan. Marilah kita renungkan beberapa ayat Al-Qur'an berikut:

Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan orang yang memutar-mutar lidahnya membaca al-Kitab, supaya kamu menyangka bahwa yang dibacanya itu adalah sebagian dari al-Kitab, padahal ia bukan dari al-Kitab, dan mereka mengatakan, "Ia [yang dibaca itu datang] adalah dari sisi Allah,"padahal ia bukanlah dari sisi Allah. Mereka telah berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali 'Imran [3]: 78)

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang Kami turunkan berupa keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknat oleh Allah SWT dan dilaknat pula oleh semua pelaknat. (QS. al-Baqarah [2]: 159)

[Mereka hanya ingin agar agama sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka saja]. Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini dan semua yang ada di dalamnya. (QS. al-Mu'minun [23]: 71)

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. al-Jumu'ah [62]: 5)

Dan mereka [Yahudi dan Nasrani] berkata, "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang [yang beragama] Yahudiatau Nasrani."Demikian itu [hanya] angan-angan mereka yang kosong belaka. (QS. al-Baqarah [2]: 111)

Kemudian setelah itu hatimu [wahai Israil] menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diuntaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh [meleleh] karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah [2]: 74)

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa dan permusuhan, serta memakan ycng haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. (QS. al-Maidah [5]: 62)

Katakanlah, "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah, bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu,jika kamu adalah orang-orang yang benar.n (QS. al-Jumu'ah [62]: 6)

Pembahasan buku ini juga banyak membahas hubungan buruk antara agama Yahudi dengan agama Kristen karena penulisnya banyak mengambil kutipan dari buku-buku karya penulis Kristen. Namun, sebenarnya semua bangsa dan agama selain Yahudi adalah sama di mata orang-orang Yahudi.

Penerjemahan buku ini semata-mata kami lakukan untuk membuka mata kedua dua umat ini (Islam dan Kristen) --khususnya-- dan semua bangsa dan agama --umumnya-- agar mereka semua waspada terhadap gerakan Zionisme Talmud yang sangat membahayakan.

Akhir kalam, penerjemah tidak lupa mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Penerbit "SAHARA publisher" yang telah bersedia menerbitkan buku ini guna memperkaya khazanah pustaka Indonesia. Juga terimakasih kami kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian terjemahan ini.

Batu sangkar, 15 Juni 2004 Alimin, Lc, M .Ag.

3 komentar: