Sampaikan walau hanya satu ayat Al-Qur'an

1. Utusan Tuhan mampu memprediksikan masa depan, jika prediksinya gagal maka dia bukanlah utusan Tuhan.

Artikel sebelumnya : 11 kunci kenabian menurut Alkitab !


Ulangan 18:21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- 22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."(TB)

Ulangan 18:21  Mungkin kamu bertanya dalam hati, 'Bagaimana kami tahu apakah pesan seorang nabi itu berasal dari TUHAN atau tidak?' -- 22 Kalau seorang nabi berbicara atas nama TUHAN, tetapi apa yang dikatakannya itu tidak terjadi, maka ramalan itu bukan dari TUHAN. Nabi itu berbicara atas namanya sendiri dan kamu tak usah takut kepadanya."(BIS)

Deuteronomy 18:21-22, "And if thou say in thine heart, How shall we know the word which the LORD hath not spoken? When a prophet speaketh in the name of the LORD, if the thing follow not, nor come to pass, that is the thing which the LORD hath not spoken, but the prophet hath spoken it presumptuously: thou shalt not be afraid of him."

========================================================================

Dalam Al-Qur'an telah dituliskan sebagai berikut :
Alif Laam Miim, Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.

     Tafsir Jalalain Qs Ar Rum 1-60

Ar-Ruum

1. (Alif lam mim) hanya Allah yang mengetahui maksudnya.

2. (Telah dikalahkan bangsa Romawi) mereka adalah ahli kitab yang dikalahkan oleh kerajaan Persia yang bukan ahli kitab, bahkan orang-orang Persia itu penyembah berhala. Dengan adanya berita ini bergembiralah orang-orang kafir Mekah, kemudian mereka mengatakan kepada kaum Muslimin, "Kami pasti akan mengalahkan kalian, sebagaimana kerajaan Persia telah mengalahkan kerajaan Romawi."

3. (Di negeri yang terdekat) yakni di kawasan Romawi yang paling dekat dengan wilayah kerajaan Persia, yaitu di jazirah Arabia; kedua pasukan yang besar itu bertemu di tempat tersebut, pihak yang mulai menyerang adalah pihak Persia, lalu bangsa Romawi berbalik menyerang (dan mereka) yakni bangsa Romawi (sesudah dikalahkan itu) di sini mashdar dimudhafkan pada isim maf'ul, maksudnya sesudah orang-orang Persia mengalahkan mereka, akhirnya mereka (akan menang) atas orangorang Persia.

4. (Dalam beberapa tahun lagi) pengertian lafal bidh'u siniina adalah mulai dari tiga tahun sampai dengan sembilan atau sepuluh tahun. Kedua pasukan itu bertemu kembali pada tahun yang ketujuh sesudah pertempuran yang pertama tadi. Akhirnya dalam pertempuran ini pasukan Romawi berhasil mengalahkan pasukan kerajaan Persia. (Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudahnya) yakni sebelum bangsa Romawi menang dan sesudahnya. Maksudnya, pada permulaannya pasukan Persia dapat mengalahkan pasukan Romawi, kemudian pasukan Romawi menang atas mereka dengan kehendak Allah. (Dan di hari itu) yakni di hari kemenangan bangsa Romawi (bergembiralah orang-orang yang beriman).

5. (Karena pertolongan Allah) kepada mereka atas pasukan Persia; orang-orang Mukmin merasa gembira mendengar berita ini, dan mereka mengetahui berita ini melalui malaikat Jibril yang turun memberitahukannya ketika mereka sedang dalam perang Badar. Kegembiraan mereka menjadi bertambah setelah mereka mendapat kemenangan atas orang-orang musyrik di dalam perang Badar (Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa) Maha Menang (lagi Maha Penyayang) kepada orang-orang Mukmin.

6. (Sebagai janji yang sebenar-benarnya dari Allah) lafal ayat ini merupakan mashdar sebagai badal atau pengganti dari lafal  berikut fi'ilnya; asalnya adalah wa'adahumullaahun-nashra; artinya Allah menjanjikan pertolongan kepada mereka (Allah tidak akan menyalahi janji-Nya) yakni pertolongan itu (tetapi kebanyakan manusia) orang-orang kafir Mekah (tidak mengetahui) janji- Nya yang akan menolong orang-orang beriman.

7. (Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia) maksudnya urusan penghidupan dunia seperti berdagang, bercocok tanam, membangun rumah, bertanam dan kesibukan-kesibukan duniawi lainnya. (Sedangkan mereka terhadap kehidupan akhirat adalah lalai) diulanginya lafal hum mengandung makna taukid atau untuk mengukuhkan makna kelalaian mereka.
=======================================================================

Sekarang mari kita membicarakan fakta :

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Byzantium Kristen di tangan bangsa Persia (bangsa Majusi penyembah api dan berhala), ketika Byzantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Byzantium dalam waktu dekat akan mendapatkan kemenangan. Padahal, Byzantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali.

Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Byzantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Byzantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Byzantium, diserbu oleh bangsa Persia.

Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Byzantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat-ayat pertama Surat Ar-Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Byzantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Alquran takkan pernah menjadi kenyataan.

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Byzantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Byzantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Byzantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Byzantium.

Akhirnya, “kemenangan bangsa Romawi” yang diumumkan oleh Allah dalam Alquran, secara ajaib menjadi kenyataan dan terbukti kebenarannya.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu.

Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan “Adnal Ardli” dalam bahasa Arab, diartikan sebagai “tempat yang dekat” dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambil dari kata “Dani“, yang berarti “rendah” dan “Ardl” yang berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan “Adnal Ardli” berarti “tempat paling rendah di bumi”.

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Byzantium dan Persia, ketika Byzantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. “Laut Mati”, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.

Ini berarti bahwa Byzantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.

Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Alquran, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Dan berita ini sudah disampaikan oleh Alquran lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Lagi-lagi ini merupakan bukti bahwa nubuat dan ramalan dalam Alquran benar-benar terjadi dan benar pula menurut science modern.  dan sekaligus membuktikan banhwa Alquran benar-benar wahyu Ilahi.

Sumber tafsir dari harun yahya : http://www.amazinglight.info/prediction-kemenangan-byzantium.html

Subhanallah......Maha Besar Allah dengan segala Firman-Nya.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar